Ceramah tentang ikhlas yang bisa membuka hati kita akan pentingnya keikhlasan dalam melakukan segala hal, baik ibadah maupun muamalah.
Yang akan kami tuliskan disini adalah contoh ceramah yang bisa anda pakai ketika anda di tugaskan menjadi khatib maupun pengisi ceramah atau kultum singkat.
Karena isi dari contoh ceramah ini bisa di tujukan untuk semua kalangan, baik itu, pelajar, remaja dan semua kalangan masyarakat, kami tuliskan dengan kalimat yang umum dan mudah untuk di pahami.
Daftar Isi
Mukadimah
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ؛ مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu Wana’udzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudhlil falaa haadiyalah Wa asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.
، أَمَّا بَعْدُ, إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُونَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Ammaa b’adu, ittaquullaha haqqo tuqotihi walatamuutuunna illa wa antum muslimun
Isi Ceramah Tentang Ikhlas
Pentingnya Ikhlas
Ikhlas adalah perkara penting bagi setiap muslim, Mengapa?
Karena dengan ikhlas sajalah ibadah yang kita lakukan akan bernilai pahala, dan kebalikannya, jika tidak maka malah akan mendatangkan dosa.
Seperti kita ketahui bahwa ikhlas adalah beribadah dengan niat hanya mengharap pahala dari Allah saja, dan sebaliknya jika kita beribadah dengan mengharap selain Allah, misal karena mengharap pujian manusia, maka ini di namakan riya, dan riya termasuk kedalam dosa.
Otomatis ibadah yang kita lakukan tidak akan di terima oleh Allah bahkan mendapatkan dosa riya.
Lihat, hanya dengan salah niat, perbuatan ibadah yang seharusnya mendatangkan pahala malah mendatangkan dosa.
Seorang Ulama yang bernama Ibnul Mubarak berkata,
“Betapa banyak perbuatan kecil bernilai besar karena bagusnya niat”
“Dan betapa banyak ibadah yang besar menjadi rusak karena rusaknya niat”
Maksudnya, amalan yang ringan seperti menyingkirkan kayu atau paku di jalan, dengan di dasari niat ikhlas mengharapkan pahala dari Allah, maka amalan ringan ini akan mendapatkan ganjaran yang besar disisi-Nya.
Dan amalan yang besar seperti Ibadah Haji tapi dengan niat agar di panggil pak haji, maka amalan besar tersebut rusak dan tidak mendapatkan pahala disisi-Nya.
Apakah Ikhlas Sesuatu Yang Mudah?
Mungkin kita sering berkata, “Saya ikhlas kok menolong kamu”, atau “Saya ikhlas memberikan uang ini untuk kamu”, dan kalimat yang semisal.
Dari kalimat tersebut terlihat ikhlas seperti hal yang mudah, apakah benar demikian?, simak perkataan Imam Ahmad yang merupakan Imam mazhab dan hafal ribuan hadits, ketika di tanya, apakah semua yang engkau lakukan selama ini ikhlas karena Allah.
Jawab Beliau:
“Perkara Ikhlas adalah perkara berat dan sulit, adapun saya, saya berusaha sekuat tenaga agar apa yang saya lakukan ikhlas”.
Lihat bagaimana seorang Alim Ulama sekalibaer beliau, masih mengatakan ikhlas adalah perkara yang sulit, dan tidak mengklaim bahwa dirinya ikhlas, sungguh ini berbanding terbalik dengan kita, yang mudah mengklaim ikhlas.
Artinya apa?
Perkataan Imam Ahmad tersebut mengindikasikan bahwa ikhlas adalah perkara yang sulit yang harus mendapatkan prioritas dari kita dalam setiap amalan.
Cara Menggapai Keikhlasan
Perkara sulit bukan berarti tidak bisa kita lakukan, lalu bagaimana kiat kiat untuk mendatangkan keikhlasan kepada hati kita?. Berikut tips agar amalan kita bisa ikhlas.
1. Berdoa kepada Allah
Berdoa adalah senjata seorang muslim, maka gunakan senjata ini dengan maksimal, karena pada hakikatnya kita bisa ikhlas dan tidak adalah karena karunia Allah Subhana Hu wataala semata.
Berdoalah dengan doa agar kita di berikan keikhlasan, seperti doa berikut:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Artinya: “Wahai Robb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
2. Jauhi ketenaran dan rasa ingin di puji
Inilah penyakit manusia dan keinginan ingin di puji adalah suatu hal yang melekat pada setiap insan, tapi ada rambu rambu yang harus di patuhi agar perasaan ini tidak menghantarkan kita ke dalam dosa.
Seperti dalam hal Ibadah,sangat terlarang kita meniatkan ibadah agar mendapatkan pujian manusia, maka sekuat tenaga hilangkan perasaan tersebut ketika beribadah.
3. Sembunyikan Amal
Inilah cara jitu agar bisa ikhlas, karena dengan menyembunyikan amalan, maka tertutup celah kita untuk mengharapkan pujian orang, dan inilah yang di lakukan oleh para ulama terdahulu.
Sekuat tenaga kita sembunyikan amalan sunnah kita, ingat hanya amalan sunnah saja, berbeda jika amalan itu adalah amalan wajib yang di syariatkan untuk di lakukan di tempat umum.
Seperti sholat wajib di masjid, sholat jum’at, sholat idhul fitri dan idhul adha.
Kisah Menyembunyikan Amal
Kita simak bagaimana kisah Ali Bin Husain yang merupakan cucu dari Sahabat Ali Radiallahuanhu dalam menyembunyikan amalan sedekah yang di lakukannya.
Setiap malam, Beliau menaruh sekarung gandum di depan rumah orang tidak mampu dengan niat sedekah ikhlas karena Allah.
Kejadian ini tidak diketahui oleh semua penduduk setempat dan berlangsung untuk beberapa lama sampai akhirnya Beliau Wafat.
Setelah beliau wafat maka tidak ada lagi kiriman gandum didepan rumah orang miskin, dan ketika beliau di mandikan di temukan ada tanda hitam bekas tumpuan benda berat di pundaknya.
Maka tahulah penduduk setempat bahwa yang selama ini menaruh gandum di depan rumah orang miskin adalah Ali bin Husain Rahimahullah.
Lihat bagaimana usaha para Ulama dan orang salih terdahulu dalam menyembunyikan amalan, niat mereka adalah agar amalan yang di lakukan tersebut bisa Ikhlas Lilahi ta’ala.
“Sembunyikanlah amalan seperti kita menyembunyikan aib kita”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
“Baarokalloohu li walakum fiqur’anil kariim. Wanafa’ani waiyyakum bima fiihi minal aayaati wadzdzikril hakim. Aqulu qouli hadza wastagfirullohal adhim lii walakum walisairil muslimiina walmuslimat walmukminina wal mukminat. Fastagfirullohal ’adhim li walakum innahu huwal ghofururrohiim”
Kultum Tentang Ikhlas dan Sabar
Contoh isi ceramah tentang ikhlas di atas cocok juga digunakan untuk kultum di bulan ramadhan, jika merasa kepanjangan dan ingin kultum yang singkat tentang ikhlas, maka ambil inti sarinya saja dari setiap bagian ceramah tersebut.
Misal, terangkan pentingnya dan keutamaan ikhlas lalu jelaskan pandangan ulama tentang ikhlas dan tips agar ikhlas.
Jika ingin menambahkan ceramah yang berkaitan dengan ikhlas dan sabar, silahkan anda baca khutbah singkat tentang sabar, lalu ambil inti sarinya dan gabungkan.
Sebagai bahan pelengkap dari ceramah tentang ikhlas di atas atau jika anda ingin ceramah yang panjang tentang ikhlas, bisa anda ambil dari bahasan hadits tentang ikhlas,
Di dalam artikel tersebut banyak lagi contoh ulama yang melakukan amalan dengan cara menyembunyikan amal, dan kisah kisah tersebut sangat menginspirasi serta layak untuk di jadikan bahan ceramah atau kultum.
Perkara ikhlas memang berat, dan semoga kita semua bisa di beri keikhlasan dalam mengamalkan ibadah hanya kepada-Nya.