Penjelasan lengkap tentang tari piring dari mulai asal, properti, gerakan, pola lantai makna dan gambarnya, simak penjelasan berikut yang di ambil dari berbagai sumber wab dan buku pelajaran.
Daftar Isi
Tari Piring Berasal dari?
Tari piring berasal dari daerah Solok, Sumatera Barat, dalam bahasa Minang disebut tari piriang. Tari ini adalah tarian khas suku Minangkabau.
Yang menampilkan tarian menggunakan piring. Para penari mengayunkan piring di tangan tanpa menjatuhkannya dengan mengikuti gerakan-gerakan cepat nan teratur. Gerakannya diambil dari langkah dalam silat Minangkabau atau silek.
Tari piring di populerkan oleh Huriah Adam. Saat ini, tari piring dipertunjukkan untuk menyambut tamu kehormatan atau pembukaan upacara adat. Bersama dengan tari saman, tari pendet, dan jaipong, tari ini menjadi tarian populer Indonesia yang kerap ditampilkan di ajang promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia.
Properti Tari Piring
Seperti namanya properti tari piring yang utama adalah piring, tapi tidak hanya itu saja, ada 5 properti lainnya yang ada pada tarian asal suku Minangkabau ini, Diantaranya adalah:
- Piring
Properti utama yang wajib ada adalah piring, biasanya piring ini terbuat dari keramik atau porselen berjumlah 2 buah yang di letakkan di kedua telapak tangan penari.
Kedua piring ini selama tarian tidak boleh terjatuh, lalu ketika di akhir tarian, piring tersebut akan di jatuhkan ke lantai sampai pecah dan penari akan berjalan diatas pecahan piring tersebut tanpa terluka. - Busana
Busana yang di kenakan oleh para penari dinamakan dengan baju kurung yang bahannya terbuat dari kain beludru atau satin dan terdapat motif bunga warna emas di bagian luarnya.
Selain baju kurung, para penari juga menggunakan kain yang mirip dengan sarung berwarna emas yang dipakai diluar celana. - Selendang
Selendang di gunakan melingkar dari bagian atas bahu kebawah samping pinggang (melingkar dari atas kebawah). - Ikat Pinggang
Ikat pinggang digunakan untuk mengencangkan pakaian bawah dari penari agar tidak melorot, Warna yang dipakai akan mengikuti motif dari warna pakaian yang dipakai. - Aksesoris
Selain properti diatas lengkap, penari juga memakai sejumlah aksesoris saat tampil. Di antaranya adalah kalung gadang, tengkuluk tanduk, sisamping, deta, subang, kalung rumbai, dan cincin. - Alat Musik Tradisional
Tarian ini membutuhkan alat musik tradisional sebagai pengiring. Beberapa alat musik yang dapat digunakan, yaitu saluang, rabab, bansi, dan saruni.
Gerakan dan Pola Lantai Tari Piring
Ada 6 pola lantai tari piring yang dipakai pada satu pertunjukan. 6 pola lantai tersebut adalah spiral, berbaris, lingkaran kecil dan besar, vertikal, serta horizontal. Berikut penjelasannya.
- Pola lantai vertikal, penari akan bergerak maju dan mundur secara bergantian mengikuti alunan irama musik dan lagu.
- Pola lantai horizontal, penari akan bergerak ke samping.
- Pola lantai spiral, penari bergerak menggunakan lebih dari satu garis lingkaran, gerakan ini dimaksudkan untuk memberikan kesan lembut.
- Pola lantai lingkaran besar dan kecil, penari akan bergerak membentuk lingkaran besar dan kecil.
- Pola lantai garis lurus sampai pada akhir pertunjukan penari akan membentuk garis lurus dan menjatuhkan piring ke lantai sampai pecah dan para penari berjalan diatas pecahan piring tajam tersebut tanpa terluka.
Makna
Makna tari piring adalah sebagai ungkapan kebahagiaan para petani sekaligus rasa syukur kepada Allah atas hasil panen yang di dapat.
Walau pada awalnya tarian ini dipakai sebagai perbuatan syirik yang akan membatalkan keislaman seseorang yaitu sebagai pemujaan kepada Dewi Padi dan penghormatan atas hasil panen.
Kedatangan Islam dengan dakwahnya kepada tauhid akhirnya membawa perubahan kepercayaan dan konsep tarian ini. Saat ini, Tarian ini lebih sering diadakan pada acara hiburan semata.
Makna gerakan Tari Piring adalah gerakan cara petani bercocok tanam. Penggunaan piring diisi makanan yang lezat menggambarkan rasa kegembiraan dan rasa syukur.
Gambar
Demikian sumua hal terkait tari piring yang bisa kami tuliskan, semoga bermanfaat.