7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam Berdasarkan Dalil

7 hari setelah kematian menurut islam berdasarkan dalil sahih dari Al Quran dan Hadis yang sahih, bahasan ini meliputi apakah orang yang sudah meninggal bisa melihat kita menurut islam, perjalanan ruh setelah meninggal, kehidupan setelah kematian dalam islam lalu bagaimana proses kematian dan setelah masuk kubur [lengkap]

Kematian, tidak bisa kita pungkiri lagi pasti akan datang kepada setiap mahluk, baik manusia, hewan maupun tumbuhan.

Berbeda dengan hewan dan tumbuhan, manusia akan menjalani kehidupan yang abadi setelah datangnya kematian. Karena manusia akan mempertanggung jawabkan semua yang telah di lakukannya selama di dunia.

7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam

Yang penting dan harus kita pahami adalah:

Sebagai orang islam yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad sallalahu alaihi wassalam maka kita wajib menyandarkan semua perkara gaib yang menyangkut Aqidah berdasarkan apa yang di sampaikannya baik melalui hadits dan Al Quran.

Begitu juga dengan kehidupan setelah kematian yang menyangkut masalah aqidah, maka harus bersandar pada ayat Al Quran dan hadits sahih.

Pemahaman Salah Setelah Kematian

Banyak dari masyarakat kita yang meyakini tentang ruh atau arwah seseorang yang sudah meninggal akan mendatangi rumahnya atau kembali ke dunia dalam rangka melihat keluarga yang di tinggalkan.

Keyakinan dan pemahaman ini tentu adalah keliru dan fatal, karena bertentangan dengan banyak ayat Al Quran dan hadits tentang kematian yang sahih.

Ini juga beberapa alasan mengapa mereka melakukan ritual tahlilan 3 hari sampai 7 hari bahkan akan di ulang lagi pada hari ke 40.

Hadits Lemah Tentang Kedatangan Ruh Setelah Kematian Kerumah dan Kuburnya

Argumen mereka adalah beberapa hadits yang lemah tentang kematian, diantaranya yang terdapat dalam kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan-Nar yang di tulis oleh Imam Abdirrahim bin Ahmad Al-Qadhiy, sebagai berikut:

Nabi Saw. bersabda: Ketika ruh keluar dari tubuh anak cucu Adam dan telah lewat 3 hari, ruh berkata: “Wahai Tuhanku, Ijinkanlah aku berjalan-jalan dan melihat jasad tempatku berada.”

Allah pun mengijinkannya, maka ruh pergi mendatangi kuburannya dan memandanginya dari kejauhan, dan sungguh mengalir darah dari hidung dan mulutnya, maka menangislah ruh dengan tangisan yang berkepanjangan dan berkata:

“Wahai jasadku yang miskin, hai kekasihku, apakah engkau ingat hari-hari kehidupanmu (didunia), ini adalah rumah tempatnya kesunyian, bala’, kepayahan, kesusahan dan penyesalan.”

Setelah lewat 5 hari dari kematiannya dia berkata lagi: “Wahai Tuhanku, ijinkanlah aku untuk melihat jasadku.”

Maka Allah pun mengijinkannya, ruh lalu pergi mendatangi kuburnya dan melihat dari kejauhan, dia melihat dari lubang hidung dan mulutnya mengalir air nanah, maka menangislah dia dan berkata:

“Hai jasadku yang miskin, apakah engkau ingat hari-hari kehidupanmu ?, ini adalah tempatnya prihatin, kesusahan cobaan, ulat dan kalajengking. Sungguh ulat-ulat itu akan memakan dagingmu, merobek-robek kulit dan anggota tubuhmu.”

Jenazah setelah 7 hari dalam bentuk ruh, lalu berkata lagi: “Wahai Tuhanku, ijinkanlah aku untuk melihat jasadku.”

Maka Allah pun mengijinkannya, ruh lalu mendatangi kuburnya dan melihat dari kejauhan, dan ternyata jasadnya telah dipenuhi dengan ulat, maka ruh pun menangis dengan keras dan berkata:

“Hai jasadku, apakah engkau ingat hari-hari kehidupanmu, dimana anak-anakmu, dimana kerabatmu, dimana istrimu, dimana saudara-saudaramu, dimana teman-teman dan tetangga-tetanggamu yang merelakan bertetangga denganmu, hari ini mereka menangisi kamu dan menangisi aku.”

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Ketika seorang mukmin meninggal dunia, ruhnya berputar mengelilingi rumahnya selama 1 bulan, dia melihat harta yang ditinggalkannya, bagaimana pembagian dan pembayaran hutang-hutangnya.

Setelah genap 1 bulan dia kembali pada kuburnya dan berputar-putar selama 1 tahun, maka dilihatnya orang-orang yang mendoakannya dan orang-orang yang bersusah hati atas kepergiannya. Setelah genap satu tahun ruhnya diangkat dan dikumpulkan dengan ruh-ruh yang lain sampai hari kiamat, yaitu hari ditiupnya sangkalala.

“Perindahlah dalam mengafani mayat-mayat kalian karena sesungguhnya mereka akan saling mengunjungi dalam keadaan mengenakan kafan-kafan mereka.”

Hadits hadits di atas adalah hadits batil lemah bahkan tidak memiliki asal, yang seharusnya kita sebagai umat Muslim tidak bersandar kepada hadits yang lemah, apalagi ini menyangkut aqidah, karena bertentangan dengan dalil yang lebih sahih.

Jadi Menurut Islam 7 hari setelah kematian ruh tidak bisa kembali ke dunia untuk melihat keadaan keluarganya.

Apakah Orang Yang Sudah Meninggal Bisa Melihat Kita Menurut Islam

Ada 3 keadaan secara umum yang di yakini oleh manusia, dimana ruh orang yang meninggal dengan orang yang masih hidup berhubungan.

Dan ada yang berdasarkn hadits tapi ada juga yang tanpa dasar atau dengan dalil yang lemah yang tidak bisa di jadikan dalil, 3 keadaan tersebut adalah sebagai berikut.

Baca juga: Hadits Tentang Kematian dan nasihat Rasullullah tentang kematian.

Ruh Orang Yang Meninggal Mendatangi Keluarganya di Alam Nyata

Terkait ini, ada keyakinan di tengah masyarakat kita bahwa selama 40 hari ruh orang yang sudah meninggal akan mengunjungi keluarganya, Apakah hal ini benar menurut dalil?.

Sayangnya keyakinan ini keliru dan tidak berdasarkan dalil yang jelas dan tegas, bahkan hal ini bertentangan dengan dalil dari Al Quran, diantaranya adalah.

1. Dalam Al Qur’an surat Al-Mukminun: 99 – 100 Allah mengingkari permintaan seseorang yang sudah meninggal untuk kembali ke dunia.

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99 ) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Artinya: (Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), (99 ) agar aku bisa berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan(100). [QS. Al-Mukminun: 99 – 100].

Dalam tafsirnya Syaikh As Sadi menerangkan bahwa Allah memberikan kabar kepada kita, bagaimana orang kafir berharap untuk di kembalikan lagi ke dunia saat kematian tiba, dan mereka menyesali hidupnya.

dan mereka berharap mendapatkan tambahan usia untuk memperbaiki kesalahan dirinya. Tapi itu hanya ucapan di mulut, yang sama sekali tidak bermanfaat baginya.

Kemudian Allah menyatakan bahwa setelah mereka mati akan ada barzakh, yaitu dinding pemisah antara dirinya dengan kehidupan dunia. Siapa saja yang sudah memasuki barzakh, tidak akan lagi bisa keluar darinya. [Tafsir As-Sa’di, hlm. 559].

2. Ruh orang yang sudah mati berada di alam kubur yang berbeda dengan alam dunia

Pada surat Al-Mukminun ayat 99-100 di atas, Allah sudah menegaskan bahwa ada barzakh (dinding pemisah) antara orang yang telah meninggal dan kehidupan dunia. Dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia.

Dan ruh orang yang sudah meninggal akan di sibukan dengan balasan yang Allah janjikan kepada mereka, maka ruh orang yang beriman akan mendapatkan balasan yang baik, sedangkan ruh orang kafir, munafik dan fasik akan mendapatkan balasan yang buruk.

Ini juga hal yang mempertegas bahwa 7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam tidak terjadi hal yang di sangkakan kebanyakan kita, yaitu mengunjungi kerabatnya dll.

Mayit Bisa Mendengar Suara di Dunia Atas Izin Allah

Para Ulama menjelaskan bahwa dalam keadaan tertentu seorang yang sudah menjadi mayit bisa mendengar suara seseorang di alam dunia, hal ini berdasarkan dalil hadits berikut.

Pertama Hadis riwayat Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba ketika telah diletakkan di kuburan dan ditinggal pulang orang yang mengantarkannya, dia bisa mendengar suara sandal mereka…” [HR. Muslim 2874]

Kedua Hadis Imam Bukhari dari sahabat Abu Thalhah, bahwa setelah 3 hari dari perang Badr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi tempat pertempuran bersama para sahabat dan memasukkan mayit orang musyrik ke dalam satu lubang. Lalu beliau bersabda,

Artinya: Wahai Abu Jahl bin Hisyam, wahai Umayah bin Khalaf, wahai Uthbah bin Rabi’ah, wahai Syaibah bin Rabi’ah, apakah kalian telah mendapatkan kenyataan dari apa yang dijanjikan Rab kalian? Sungguh aku telah mendapatkan kenyataan dari apa yang dijanjikan Rabku.

Dengan spontan Sahabat Umar radhiallahu anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Artinya: “Ya, Rasulullah, bagaimana mereka bisa mendengar? Bagaimana mereka bisa menjawab? Padahal mereka sudah jadi bangkai.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

Artinya: Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya. Kalian tidak lebih mendengar dari apa yang aku ucapkan dari pada mereka. Namun mereka tidak bisa menjawab. [HR. Bukhari 3976].

Bertemunya Ruh Orang Yang Sudah Mati Dengan Ruh Orang Yang Hidup di Alam Mimpi

Para ulama juga menjelaskan bahwa ruh orang yang sudah meninggal bisa bertemu dengan ruh orang yang masih hidup di alam mimpi dengan kuasa dan izin Allah. Hal ini berdasarkan dalil berikut,

1. Dalam Al Quran surat Az-Zumar ayat 42.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” [QS. Az-Zumar : 42]

Ada dua pendapat ahli tafsir tentang ayat ini. Salah satunya, bahwa ruh orang yang ditahan adalah ruh orang yang sudah meninggal, sehingga dia tidak bisa kembali ke jasadnya di dunia. Sedangkan ruh orang yang dilepas adalah ruh orang yang tidur. (Ar-Ruh, Ibnul Qoyim, hlm. 31).

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan dalam menafsirkan ayat diatas adalah sebagai berikut.

Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya. [Tafsir At-Thabari 21/298, Al-Qurthubi 15/260, An-Nasafi 4/56, Zadul Masir Ibnul Jauzi 4/20, dan beberapa tafsir lainnya].

Baca Juga: Ayat AL Quran Tentang Kematian

2. Kejadian nyata yang dialami sahabat

Kejadian ini pernah dialami seorang sahabat yang dijamin masuk surga karena kerendahan hatinya. Sahabat Tsabit bin Qois radhiyallahu ‘anhu. Peristiwa ini terjadi ketika perang Yamamah, menyerang nabi palsu Musailamah Al-Kadzab di zaman Abu Bakr. Dalam peperangan itu, Tsabit termasuk sahabat yang mati syahid. Ketika itu, Tsabit memakai baju besi yang mahal.

Sampai akhirnya lewatlah seseorang dan menemukan jasad Tsabit. Orang ini mengambil baju besi Tsabit dan membawanya pulang. Setelah peristiwa ini, ada salah seorang mukmin bermimpi, dia didatangi Tsabin bin Qois. Tsabit berpesan kepada si Mukmin dalam mimpi itu:

“Saya wasiatkan kepada kamu, dan jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya. Ketika saya mati, ada seseorang yang melewati jenazahku dan mengambil baju besiku. Tinggalnya di paling pojok sana. Di kemahnya ada kuda yang dia gunakan membantu kegiatannya. Dia meletakkan wadah di atas baju besiku, dan diatasnya ada pelana.

Datangi Khalid bin Walid, minta beliau untuk menugaskan orang agar mengambil baju besiku. Dan jika kamu bertemu Khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yaitu Abu Bakr), sampaikan bahwa saya punya tanggungan utang sekian dan punya piutang macet sekian. Sementara budakku fulan, statusnya merdeka. Sekali lagi jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya.”

Setelah bangun, orang inipun menemui Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu dan menyampaikan kisah mimpinya bertemu Tsabit. Lalu sang panglima, Khalid bin Walid mengutus beberapa orang untuk mengambil baju besi itu, dia memperhatikan kemah yang paling ujung, ternyata ada seekor kuda yang disiapkan. Mereka melihat isi kemah, ternyata tidak ada orangnya.

Merekapun masuk, dan langsung menggeser pelana. Ternyata di bawahnya ada wadah. Kemudian mereka mengangkat wadah itu, ketemulah baju besi itu. Merekapun membawa baju besi itu menghadap Khalid bin Walid.

Setelah sampai Madinah, orang itu penyampaikan mimpinya kepada Khalifah Abu Bakr As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, dan beliau membolehkan untuk melaksanakan wasiat Tsabit. Para sahabat mengatakan,

“Kami tidak pernah mengetahui ada seorangpun yang wasiatnya dilaksanakan, padahal baru disampaikan setelah orangnya meninggal, selain wasiat Tsabit bin Qais. [HR. Al-Baihaqi dalam Dalail An-Nubuwah 2638 dan Al-Bushiri dalam Al-Ittihaf 3010]

Kisah kisah ini banyak juga di alami oleh para ulama yang di tuliskan dalam kitab Ar Ruh karya IBnul Qayim rahmimahullah.

Apakah Kejadian Ini Berlaku Untuk Seluruh Manusia

Ulama berbeda pendapat tentang apakah kejadian ruh mendengar orang yang hidup dan apakah ruh orang yang sudah mati bisa bertemu dengan ruh orang hidup dalam mimpi berlaku umum untuk semua manusia.

Ulama yang mengatakan bahwa semua bisa terjadi ats izin Allah dengan berdalilkan hadits dari Annas, yang sebenarnya hadits ini adalah hadits lemah.

Begitu juga dengan atsar yang di tulis oleh Ibnul Qayim dalam kitab Ar Ruh berisikan atsar yang tidak kuat dan ulama menilai bermasalah.

Dan yang lebih aman juga mendekati kebenaran adalah kejadian ini tidak berlaku umum, tapi bisa saja terjadi atas kehendak dan izin dari Allah.

Pendapat ini yang kami nilai lebih aman dan selamat, karena sesuai dengan hadits tentang perjalanan ruh setelah kematian.

Perjalanan Ruh Setelah Meninggal

7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam

Berikut adalah hadits sahih riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud tentang bagaimana perjalanan seorang manusia setelah sakaratul maut, hadits ini hadits yang panjang, maka kami akan tuliskan hanya latinnya saja dengan sedikit tambahan sub judul.

Perjalanan Ruh Orang Beriman

Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya seperti matahari. Mereka membawa kain kafan dari surga dan hanuth (minyak wangi) dari surga.

Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya, dan mengatakan,

‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan ridha-Nya.’

Keluarlah ruh itu dari jasadnya, sebagaimana tetesan air keluar dari mulut kendi, dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut.

Mereka memberinya kafan dan hanuth itu maka Keluarlah ruh itu dengan sangat wangi seperti bau parfum paling wangi yang pernah ada di bumi. Para malaikat ini pun naik membawa ruh itu.

Setiap kali ketemu dengan malaikat yang lain, mereka akan bertanya: ‘Ruh siapakah yang baik ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin fulan’ – dengan nama terbaik yang pernah dia gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit dunia.

Mereka minta agar pintu langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai di langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman,

‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Illiyin.’

“Tahukah kamu Apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, Disaksikan oleh para malaikat”

“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka, dan ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.” Maka dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya.

Kemudian mayit mendengar suara sandal orang yang mengantarkan jenazahnya sewaktu mereka pulang setelah pemakaman.

Pertanyaan di Alam Kubur

Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertakannya. (dalam riwayat lain: warnanya hitam biru) Lalu mereka menggertaknya, dan mendudukkan si mayit.

Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Sang malaikat bertanya lagi, ‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab Allah, saya mengimaninya dan membenarkannya.’

Pertanyaan malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Inilah ujian terakhir yang akan diterima seorang mukmin. Allah memberikan keteguhan bagi mukmin untuk menjawabnya, seperti firman-Nya,

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..” [QS. Ibrahim: 27]

Sehingga dia bisa menjawab: Rabku Allah, agamaku islam, Nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun mendapatkan angin surga dan wanginya surga, dan kuburannya diluaskan sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat bagus, pakaiannya bagus, baunya wangi. Dia mengatakan, ‘Kabar gembira dengan sesuatu yang menyenangkanmu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga nan penuh kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan.’

Si mayit dengan keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga memberi kabar gembira untuk anda. Siapa anda, wajah anda mendatangkan kebaikan?’ Orang yang berwajah bagus ini menjawab, ‘Saya amal sholehmu.’ [suhnahallah.., amal shaleh yang menemani kita di kesepian, menemani kita di kuburan]

Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika melihat ke neraka, disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu jika kamu bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan kamu dengan tempat yang itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah surga.

Melihat janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai Rabku, segerakanlah kiamat, agar aku bisa berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.’ Lalu disampaikan kepadanya: ‘Tenanglah.’

Perjalanan Ruh Orang Kafir, Munafik dan Fasik

Sementara orang yang kafir munafik dan orang yang banyak dosa atau fasik, ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, maka turunlah para malaikat dari langit, yang bengis dan keras, wajahnya hitam, mereka membawa Masuh (kain yang tidak nyaman digunakan) dari neraka.

Mereka duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di samping kepalanya. Dia memanggil,

‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka Allah.’

Ruhnya ketakutan, dan terpencar ke suluruh ujung tubuhnya. Lalu malaikat maut menariknya, sebagaimana gancu bercabang banyak ditarik dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang tulang.

Dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut. Kemudian diberi masuh yang mereka bawa. Ruh ini keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau bangkai yang pernah ada di muka bumi.

Merekapun naik membawa ruh ini. Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya, ‘Ruh siapah yang buruk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ – dengan nama yang paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia – hingga mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,

لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

Artinya: (Orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya), tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. [QS. Al-A’raf: 40]

Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di bumi yang paling dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka, ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah,

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

Artinya: Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. [QS. Al-Haj: 31]

Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya, sehingga 7 langkah setelah mayit di kubur ia mendengar suara sandal orang mengiringi jenazahnya ketika pulang meninggalkan kuburannya.

Kemudian datanglah dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si kafir menjawab, ‘hah..hah.. saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘hah..hah.. saya gak tahu,’ jawab si kafir. ‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya. Lalu dia digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir hanya bisa mengatakan, ‘hah..hah.. saya gak tahu. Saya cuma mendengar orang-orang bilang seperti itu.’ Diapun digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan tidak mau tahu.

” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta, bentangkan untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya.”

Diapun mendapatkan panasnya neraka dan racun neraka. Kuburnya disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan.

Lalu datanglah orang yang wajahnya sangat buruk, berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu kau dijanjikan.’ Si mayit kafirpun menjawab, ‘Kabar buruk juga untukmu, siapa kamu? Wajahmu mendatangkan keburukan.’ Orang ini menjawab, ‘Saya amalmu yang buruk.’ – Allahul musta’an, amal buruk itu semakin menyesakkan pelakunya di lahatnya.

Kemudian dia diserahkan kepada makhluk yang buta, tuli, dan bisu. Dia membawa pentungan! Andaikan dipukulkan ke gunung, niscaya akan jadi debu. Kemudian benda itu dipukulkan ke mayit kafir, dan dia menjadi debu. Lalu Allah kembalikan seperti semula, dan diapun memukulnya lagi. Dia berteriak sangat keras, bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Lalu dibukakan untuknya neraka dan disiapkan tempatnya di neraka. Diapun memohon: ‘Ya rab, jangan Engkau tegakkan kiamat.’

Hadis ini diriwayatkan Ahmad 18543, Abu Daud 4753, Syuaib Al-Arnauth menyatakan, Sanadnya shahih. Al-Albani menyatakan hadis ini hadis yang shahih.

Dalam hadits sahih tersebut tidak ada di ceritakan ruh bisa berkunjung ke sanak keluarganya yang masih hidup, melainkan sibuk dengan kenikmatan atau kesengsaraan, jadi aktivitas orang yang sudah meninggal tidak seperti yang kita bayangkan.

Kesimpulan Kehidupan Setelah Kematian Dalam Islam

  1. 7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam tidak ada yang namanya berkunjung kembali ke dunia, entah untuk melihat keluarganya yang masih hidup atau pun untuk aktivitas lainnya.
  2. Karena orang yang mengatakan bahwa ruh orang yang mati akan kembali untuk melihat kubur dan keluargannya adalah hadits yang lemah dan tidak bisa di jadikan dalil.
  3. Memang ada hadits yang kuat yang menceritakan bahwa ruh seseorang yang sudah meninggal akan mendengar apa yang ada di dunia dan kisah ruh yang bertemu dengan ruh orang yang hidup di alam mimpi.
  4. Tapi ini bukan suatu dalil keumuman, dan tidak terjadi kepada setiap manusia, karena akan bertentangan dengan hadits sahih.
  5. Yang benar adalah sesuai hadits sahih riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud tentang perjalanan ruh setelah meninggal.
  6. Dimana ruh yang muslim akan mendapatkan kenikmatan dialam kubur sampai datangnya hari kiamat, Sedangkan ruh orang kafir akan mendapatkan kesengsaraan di alam kubur sampai datangnya hari kiamat.
  7. Sehingga aktivitas orang yang sudah meninggal adalah menerima kenikmatan atau menerima kesengsaraan sampai datangnya hari kiamat.

Demikian bahasan kali ini tentang penjelasan 7 hari setelah kematian menurut islam berdasarkan dalil sahih dari Al Quran dan Hadis, apakah orang yang sudah meninggal bisa melihat kita menurut islam, perjalanan ruh setelah meninggal, kehidupan setelah kematian dalam islam lalu bagaimana proses kematian dan setelah masuk kubur.

Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk orang yang mendapatkan kenikmatan kubur, sehingga aktivitas kita setelah meninggal adalah berisikan kenikmatan. Wallahu a’lam.

7 Hari Setelah Kematian Menurut Islam

Bagikan:

Tinggalkan komentar