Kisah Nabi Muhammad (4) “Silsilah Nabi Muhammad ﷺ”

Sirah Nabawiyah Bagian 4 Silsilah Nabi Muhammad

Diatas adalah silsilah Nabi Muhammad ﷺ dalam bentuk gambar atau diagram, untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman kita, maka kami lengkapi juga dalam bentuk list seperti dibawah ini

Silsilah Nabi Muhammad ﷺ hingga Nabi Adam Alaihissalam

Seperti kita tahu, artikel yang sekarang Kita baca adalah Artkel berseri tentang kisah Nabi Muhammad ﷺ, yang kami salin dari Sirah Nabawiyah yang ada di Group WA, dan untuk melengkapi silsilah ini kami tuliskan silsilah yang lengkap dari sumber lain.

Berikut Urutan Silsilah Nabi Muhammad ﷺ:

Muhammad ﷺ Bin

Abdullah, Kisah beliau bisa di baca pada kisah nabi ke: 7 silahkan baca di link Kisah Abdullah, Ayah Nabi ﷺ Abdullah Bin

Abdul Muthalib, Nama asli beliau adalah Syaibah, mengapa beliau di kenal dengan sebutan Abdul Muthalib?, kisahnya kami tuliskan dibawah, silahkan baca Asal Usul Nama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib atau Syaibah Bin

Hasyim, yang mempunyai nama asli Amr, dipanggil Hasyim karena sering menjamu banyak orang dengan daging cincangan (Hasyiim). Hasyim atau Amr Bin

Abdu Manaf, juga dipanggil Al Mughirah. Beliau dikenal sangat rupawan. Abdu Manaf atau Al Mughirah Bin

Qushay, Nama asli beliau adalah Zaid. Dipanggil Qushay yang artinya jauh, karena saat beliau  kecil diajak ibunya pergi jauh meninggalkan kota Mekah. Qushay atau Zaid Bin

Kilab, Nama asli beliau adalah Hakim ada juga riwayat yang mengatakan namanya adalah Urwah. Dipanggil Kilab karena beliau gemar berburu. Beliau adalah orang pertama yang menghiasi pedang dengan emas dan perak. Kilab atau Hakim atau Urwah Bin

Murrah, Nama asli beliau adalah Handzhalah alias Alqamah. Murrah atau Handzhalah atau Alqamah Bin

Ka’b, Beliau adalah orang pertama yang memberi nama hari Jumat. Sebab pada hari itu ia mengumpulkan semua orang untuk menyampaikan pesan akan kedatangan seorang Nabi dari keturunannya agar diikuti dan diimani. Ka’b Bin

Luay, Luay artinya adalah lembu muda jantan yang mempunyai ketenangan dan penuh kesabaran. Luay Bin

Ghalib Bin

Fihr, Nama aslinya adalah Quraisy yang kemudian menjadi penisbatan untuk nama suku Quraisy. Fihr atau Quraisy Bin

Malik atau Abu Al Harits Bin

Al Nadlhr, Mempunyai Nama asli Qais. Beliau dipanggil Al Nadhr yang artinya adalah berseri-seri, karena beliau mempunyai wajah tampan dan bercahaya yang selalu berseri-seri. Al Nadlhr atau Qais Bin

Kinanah, Yang artinya adalah tempat anak panah. Dinamai demikian karena beliau mempunyai sifat pemberani yang mampu melindungi kaumnya. Kinanah Bin

Khuzaimah Bin

Mudrikah, Mempunyai nama asli Amir atau Amr. Mudrikah atau Amir atau Amr Bin

Ilyas, yang mempunyai arti pemberani. Ilyas Bin

Mudlhar, Beliau nama aslinya adalah Amr. Dipanggil Mudlhar dalam bahasa indonesia artinya susu, karena beliau putih juga tampan. Beliau juga memiliki suara paling merdu di zamannya. Beliau orang pertama yang mendendangkan lagu lagu bagi onta. Mudlhar atau Amr Bin

Nizar Bin

Ma’add Bin

Adnan, Inilah silsilah nabi yang di ketahui hanya sampai Adnan menurut para ahli nasab dan juga menurut riwayat yang terpercaya ,adapaun urutan nasab setelah Adnan ada perbedaan pendapat di kalangan ahli sejarah. Adnan Bin

Udd, menurut riwayat lain dipanggil dengan Udad. Nama ini terambil dari Wudd yang berarti cinta. Udd atau Udad Bin

Muqawwim Bin

Naahuur Bin

Tayrah Bin

Ya’rub Bin

Yasyjub Bin

Nabit Bin

Ismail Alaihissalam, salah satu Nabi. Nama Ismail berarti orang yang taat pada Allah swt. Ismail Bin

Ibrahim Alaihissalam, Salah satu Nabi Allah yang mempunyai gelar Khalillullah atau kekasih ALLAH. Ibrahim Bin

Tarih, menurut sebagian riwayat dikenal juga dengan nama Aazar. Tarih atau Aazar Bin

Naahuur Bin         Saaruugh Bin

Raa’uu, ada juga riwayat yang mengatakan nama beliau adalah Raaghuu. Raa’uu atau Raaghuu Bin

Faalikh, Artinya adalah tampan atau indah. Faalikh Bin

Aybar Bin

Syalikh, Artinya adalah utusan atau wakil. Syalikh Bin

Arfakhsyadz, Artinya adalah lentera yang berkilau. Arfakhsyadz Bin

Sam Bin

Nuh Alaihissalam, salah satu nabi Allah yang di kenal mempunyai mukjizat membuat kapal di gunung. Nuh Bin

Lamak Bin

Mattu Syalakh Bin

Idris Alaihissalam, salah satu nabi Allah. Nama aslinya Akhnukh. Beliau merupakan orang pertama yang menulis sebagaimana riwayat dalam musnad Ahmad. Idris Alaihissalam Bin

Yard Bin

Mahlil Bin

Qaynan, Artinya adalah orang lurus. Qaynan Bin

Yanisy, Artinya adalah orang jujur. Yanisy Bin

Syits, nama ini berarti pemberian Allah. Syits Bin

Adam Alaihissalam, Inilah manusia pertama dan juga Nabi pertama yang sudah merasakan surga, untuk selengkapnya penjelasan kisah Nabi Adam Alaihissalam silahkan baca: Kisah Nabi Adam.

Inilah silsilah Nabi Muhammad ﷺ secara lengkap kebawah sampai Nabi Adam Alaihissalam.


Lanjutan Kisah Nabi Muhammad Bagian 4:

KISAH RASULULLAH ﷺ dalam hal silsilah tidak lepas dari bapaknya para nabi, yaitu Nabi Ibrahim Alaihissalam, karena Nabi Muhammad ﷺ adalah keturunan dari Nabi Ismail yang merupakan anak dari Nabi Ibrahim Alaihissalam.

أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ بن هَاشِمِ بن عَبْدِ مَنَافِ بن قُصَيّ بن كِلَابِ بن مُرَّةَ بن كَعْبِ بن لُؤَيِّ بن غَالِبِ بْن فِهْر بن مالِكِ بن النَّضْرِ بن كِنَانَةَ بنِ خُزَيْمَةَ بن مُدْرِكَةَ بن إِلْيَاس بن مُضَر بن نِزَار بن مَعَدّ بن عَدْنَان بن أُدّ بن أُدَدَ بن الهَيْسَع بن بَنَت بن حَمَل بن قَيْذَار بن إِسْمَاعِيْل بن إِبْرَاهِيْم الخ…..

“Saya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnana bin Udda bin Udada bin Alhaysa’ bin Nabat bin Hamal bin Qaidzar bin Isma’il bin Ibrahim ……..” [Imam al-Hafidh al-Dailami, Firdaus al-Akhbâr bi Ma’tsûr al-Khitâb al-Mukharraj ‘ala Kitâb al-Syihâb, Damaskus: Dar al-Kitab al-‘Arabi, juz 1, hlm 73]

Tapi untuk sirah kali ini, saya akan mulai dari nenek moyangnya yang di Mekah saja, untuk mengetahui bagaimana perjalanan nabi Ibrahim dalam dakwahnya, silahkan anda baca Sirah Nabi Ibrahim.

Hasyim bin Abdul Manaf

Salah seorang nenek moyang Nabi Muhammad bernama Hasyim bin Abdul Manaf. Ia adalah pemuka masyarakat dan orang yang berkecukupan. Masyarakat Mekah mematuhi dan menghormatinya.

“Wahai penduduk Mekah, aku membagi perjalanan kalian menurut musim. Jika musim dingin tiba, pergilah berdagang ke Yaman yang hangat. Jika musim panas, giliran kalian pergi ke Syam yang sejuk!” demikian keputusan Hasyim.

Hasyim tambah disayangi penduduk Mekah karena pada suatu musim kemarau yang mencekam, ia pernah membawa persediaan makanan dari tempat yang jauh. Padahal, saat itu makanan amat sulit didapat.

“Terima kasih, wahai Hasyim! Engkau menolong kami dengan pemberian makanan ini!” seru penduduk Mekah.

Pusat Perdagangan

Di bawah kepemimpinan Hasyim, Mekah berkembang menjadi pusat perdagangan yang makmur. Pasar-pasar didirikan sebagai tempat berniaga kafilah-kafilah dagang yang datang dan pergi silih berganti, baik pada musim panas maupun pada musim dingin.

Demikian pandainya penduduk Mekah berdagang, sampai-sampai tidak ada pihak lain yang mampu menyaingi mereka.

Suatu hari, Hasyim pergi berdagang menuju Syam. Ketika melewati Yatsrib, (di kemudian hari disebut Madinah), Hasyim melihat seorang wanita baik-baik dan terpandang.

“Siapakah wanita itu?” tanya Hasyim kepada orang-orang Yatsrib.

“Dia adalah Salma binti Amr.”

“Suaminya telah tiada. Kini dia seorang janda.”

Mendengar itu, Hasyim melamar Salma dan Salma pun menerimanya. Mereka lalu menikah. Hasyim tinggal di Yatsrib beberapa lama.

Ketika Salma mengandung, Hasyim melanjutkan perniagaannya. Namun, itulah kali terakhir Salma melihat suaminya karena Hasyim tidak pernah kembali lagi. Ia meninggal dunia di Palestina.

Salma melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Syaibah.

Muthalib Adik Hasyim

Sementara itu, sepeninggal Hasyim, kedudukannya sebagai pemuka masyarakat Mekah dipegang oleh adik Hasyim yang bernama Al Muthalib.

Al Muthalib juga seorang laki-laki terpandang yang dicintai penduduk Mekkah. Orang-orang Quraisy menjulukinya dengan sebutan Al Fayyadh yang berarti Sang Dermawan.

Suatu hari, dia mendengar bahwa Syaibah, keponakannya yang tinggal di Yatsrib, sudah tumbuh menjadi remaja.

“Aku harus menemuinya,” pikir Al Muthalib, “dia adalah anak kakakku. Dulu ayahnya adalah pemuka Mekah, maka dia harus pulang untuk melanjutkan kekuasaan ayahnya menggantikan aku.”

Ketika Al Muthalib bertemu Syaibah di Yatsrib, dia tersentak kaget, “Anak ini benar-benar mirip Hasyim.”

“Mari Nak, ikut Paman ke Mekah,” sambil di peluk oleh Al Muthalib.

“Tetapi, jika ibu tidak mengizinkan pergi, aku akan tetap tinggal di sini,” jawab Syaibah

Nama Syaibah diberikan karena ada rambut putih (uban) di kepalanya sejak dia kecil. Selain Syaibah, Hasyim telah memiliki empat putra dan lima putri yang tinggal di Mekkah.

Asal Usul Nama Abdul Muthalib

“Tidak. Aku tidak akan membiarkannya pergi” jawab Salma.

“Dia buah hatiku satu-satunya. Wajahnya lah yang senantiasa mengingatkan aku akan wajah ayahnya”.

“Aku juga menyayangi Hasyim”, jawab Al Muthalib,

“bukan cuma aku, tetapi penduduk kota Mekah juga menyayanginya. mereka pasti akan senang sekali menyambut kedatangan putra Hasyim.

Begitu melihat wajah anak ini, rasa sayangku timbul kepadanya. Seolah-olah aku melihat Hasyim hidup kembali dan berdiri di hadapanku.

Izinkan aku membawanya pergi, Sesungguhnya Mekah adalah kerajaan ayahnya dan Mekah adalah tanah suci yang di cintai oleh seluruh bangsa Arab. Tidakkah pantas putramu pergi ke sana dan melanjutkan pemerintahan ayahnya?”.

Salma memandang Syaibah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ingin agar putra satu-satunya itu tetap tinggal di sisinya. Namun, ia tahu masa depan Syaibah bukan di Yatsrib, melainkan di Mekkah. Akhirnya, ia pun mengangguk, dan berkata “Baiklah, kuizinkan ia pergi.”

Dengan amat gembira, Al Muthalib mengajak keponakannya itu pulang. Syaibah duduk membonceng unta di belakang pamannya.

Ketika mereka tiba di Mekkah, orang-orang menyangka bahwa anak yang duduk di belakang Al Muthalib adalah budaknya.

“Abdul Muthalib (Budak Al Muthalib)! Abdul Muthalib!” panggil mereka kepada Syaibah.

“Celaka kalian! Dia bukan budakku, dia anak saudaraku, Hasyim!”

Namun, orang-orang telanjur menyebutnya demikian sehingga akhirnya nama Syaibah pun terlupakan. Setelah itu, dia dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Dia kelak menjadi kakek Nabi Muhammad.

Baca kelanjutannya di Sirah Nabawiyah Bagian: 5 “Kisah Abdul Muthalib”

Bagikan:

Tinggalkan komentar