Hadits Tentang Senyuman

Hadits tentang senyum kepada saudara muslim adalah sedekah dalam tulisan Arab, latin, arti dan penjelasannya, juga hadits tentang tertawa dan melawak lengkap.

Senyuman

Senyum terlihat sepele, tapi jika di lakukan dengan ikhlas maka akan memancarkan aura positif kepada kita sendiri maupun kepada orang lain yang kita berikan senyuman tersebut.

Berarti senyuman yang kita lakukan bermanfaat. Dan dalam Islam, apapun yang bermanfaat dan di berikan kepada orang lain maka itu adalah sedekah, sebagaimana yang telah kami tulis pada artikel hadits tentang sedekah.

Itulah indahnya Islam, tidak akan sia sia apapun yang kita lakukan berupa kebaikan, karena Allah akan hitung sebagai amal saleh, maka hendaknya kita sebagai kaum Muslimin bersemangat untuk melakukan kebaikan di setiap ada kesempatan karena semua itu tidak akan sia sia.

Hadits Tentang Senyuman

hadits tentang senyum

Kali ini kami akan tuliskan hadits tentang senyuman dalam bahasa arab beserta arti dan penjelasannya, diantarannya hadits tentang senyum adalah ibadah, yaitu sedekah berupa senyuman, hadits tentang wajah yang berseri seri, hadits tentang senyum salam sapa dan lainnya.

Hadits Tentang Senyum Adalah Sedekah

Hadits tentang senyum adalah sedekah di riwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, haditsnya berbunyi:

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Hadits senyum adalah sedekah latin: “Tabassumuka fii wajhi akhiika laka shodaqoh”

Artinya: “Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu” [HR. Tirmidzi].

Penjelasan:

Maksud senyuman di depan saudaramu adalah sedekah di sini adalah nilainya sama dengan sedekah, jadi tatkala kita bertemu dengan saudara kita yang muslim, maka kita mendapatkan pahala sedekah.

Sangat mudah memang, hanya dengan senyuman dan tidak mengeluarkan tenaga besar kita mendapatkan pahala sedekah, dan lakukan dengan ikhlas agar senyuman kita lebih terasa manfaatnya.

Jika kaum Muslimin mengamalkan amalan ringan ini, maka akan tercipta suasana yang hangat antar saudara semuslim, dan niscaya akan berkurang rasa hasad dan dengki atar kita.

Hadits Tentang Wajah Yang Berseri

Semakna dengan hadits di atas adalah hadits tentang bertemu dengan saudara muslim dengan wajah berseri, riwayat dari Imam Muslim.

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Artinya: “Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri”. [H.R. Muslim].

Penjelasan:

Wajah berseri adalah wajah dengan penuh senyuman yang tulus dan ceria, sehingga akan membuat lawan bicara kita merasa senang dan nyaman, dan ini di anggap remeh oleh sebagian kita, padahal ini adalah kebaikan.

Ini tidak lain adalah salah satu dari akhlak mulia yang seharusnya setiap muslim bersikap demikian, karena hal ini yang di contohkan langsung oleh Baginda Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wassalam.

Hadits Tentang Senyuman Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam

Hadits tentang Rasullullah sallalahu alaihi wassalam yang selalu tersenyum jika memandang para sahabat:

مَا رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنْذُ أَسلَمْتُ إِلَّا تَبَّسَم فِي وَجْهِي

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandang ku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku“ [HR Bukhari dan Muslim].

Hadits tentang orang yang banyak tersenyum adalah Rasullullah sallalahu alaihi wassalam:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ جَزْءٍ قَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumnya selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR Ath Tirmidzi]

Hadits tentang Rasullullah sallalahu alaihi wassalam selalu tersenyum jika sedang membicarakan sesuatu:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُحَدِّثُ بِحَدِيثٍ إِلَّا تَبَسَّمَ

Artinya: “Ketahuilah bahwa tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membicarakan sesuatu kecuali beliau tersenyum.“ [HR Ahmad].

Penjelasan:

Inilah manusia sempurna di muka bumi ini, beliau tidak pernah lepas dari tersenyum jika sedang berhadapan dengan para sahabatnya.

Keadaan ini menjadikan beliau orang yang hangat, ceria dan optimis, sehingga siapa saja yang dekat atau berhadapan dengannya pasti akan membuatnya merasa senang dan nyaman.

Hadits Tentang Senyum Salam Sapa

وَعَنِ الْحَسَنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبيِّ قَالَ: مِنَ الصَّدَقَةِ أَنْ تُسَلِّمَ عَلَى النَّاسِ، وَأَنْتَ طَلِيقُ الْوَجْهِ

Artinya: Termasuk sedekah adalah engkau mengucapkan salam dengan wajah ceria (tersenyum) kepada orang-orang. [HR. Ibnu Abi Dunya]

Dalam hadits lainnya Rasullullah Sallallahu alaihi wassalam bersabda tenang keutamaan bersalaman,

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلَّا غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Artinya: “Tidaklah dua orang muslim yang bertemu lalu bersalaman (berjabat tangan), melainkan dosa keduanya sudah diampuni sebelum mereka berpisah” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi].

Penjelasan:

Hadist pertama adalah mengucapkan salam ketika bertemu saudara kita dengan tersenyum yang merupakan sedekah, lalu di hadits kedua di jelaskan bahwa ketika kita melakukan hal tersebut (pada hadits pertama) lalu kita bersalaman maka dosa kita di ampuni sebelum kita berpisah.

Maka pointnya ketika kita bertemu dengan saudara kita adalah, senyum, mengucapkan salam dan berjabat tangan atau bersalaman, maka dosa kita akan diampuni oleh Allah.

Baca Juga: Hadits Tentang Persaudaraan

Hadits Tentang Tertawa

Hadits tentang banyak tertawa akan mematikan hati Riwayat Imam Ath Tirmidzi:

وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْبَ

Artinya: “Dan janganlah terlalu banyak tertawa. Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” [HR. Tirmidzi].

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا قَالَ فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ غَطَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِيْنٌ

Artinya: “Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” [HR. Muslim]

Anas bin Malik yang merupakan perawi hadits ini mengatakan, “Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.”.

كان لا يضحك الا تبسما ولا يلتفت الا جميعا

Artinya: “Adalah beliau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. tidak tertawa melainkan hanya tersenyum, tidak pula beliau menoleh kecuali dengan seluruh (tubuhnya) [H.R. Hakim].

Penjelasan:

Tertawa hukum asalnya adalah mubah, tapi jika sering tertawa maka akan menjadikan hati kita keras bahkan mati, dalam artian hati kita buta dari kebaikan dan nasihat agama, sehingga akan menjadi orang yang sesat dan melupakan akhirat.

Dalam hadits ke dua di katakan bahwa seandainya para sahabat melihat apa yang terjadi di surga dan neraka pastilah mereka akan sedikit tertawa dan banyak menangis.

Ini menandakan betapa dahsyatnya hari pembalasan tersebut, sehingga para sahabat paham dengan apa yang di katakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan mereka menangis.

Dalam hadits ketiga menekankan kembali bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak tertawa melainkan hanya senyum.

Hadits Tentang Melawak

Hadits tentang larangan berdusta agar orang lain tertawa ada dalam hadits riwayat Abu Dawud dan Ath Tirmidzi:

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

Artinya: “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” [HR. Abu Daud dan Tirmidzi]

Dalam hadits lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang yang banyak bergurau atau bercanda:

قال عمر رضي الله عنه: من كثر ضحكه قلت هيبته ومن كثر مزاحه استخف

Artinya: “Barangsiapa yang banyak tertawa, maka akan sedikit wibawanya. Barangsiapa yang banyak guraunya, maka dengannya dia akan rendah.” [HR. Baihaqi].

Penjelasan:

Kenapa kami sebut dengan hadits tentang melawak, karena inilah yang di lakukan saat orang sedang menjadi pelawak, yaitu berdusta agar terlihat lucu dan membuat penontonnya tertawa. Dan hukumnya adalah dosa jika berbohong agar di tertawakan.

Lalu bagaimana jika tidak berdusta?, hukumnya boleh karena humor atau gurauan termasuk salah satu hal yang bisa menyegarkan fikiran, tapi jika di lakukan secara terus menerus sehingga banyak tertawa maka akan membawa kepada kerasnya hati.

Dalam hadits kedua di jelaskan bahwa orang yang banyak tertawa wibawanya akan turun dan orng yang banyak bergurau maka akan menjadi orang yang rendah.

Kesimpulan Hadits Tentang Senyum dan Tertawa

Senyuman di hadapan saudara kita merupakan akhlak yang mulia yang di contohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, selalulah tersenyum dengan ikhlas pada saat bertemu dan berbicara, agar lawan bicara kita merasa senang dan nyaman.

Tiga point penting saat kita bertemu saudara kita agar dosa kita di ampuni adalah, tersenyum, memberi salam dan berjabat tangan, niscaya dosa kita akan di gugurkan sebelum kita berpisah dengan saudara kita tersebut.

Tertawa hukumnya mubah, tapi kalau terlalu sering maka akan mematikan hati kita, sehingga kita akan lalai dari agama dan condong kepada dunia, yang seharusnya di lakukan adalah tertawa dengan wajar dan jangan terlalu sering.

Melawak jika di iringi dengan dusta, di iringi dengan mengolok olok, di iringi dengan pelecehan kepada seseorang maka hukumnya haram.

Berguraulah tapi jangan berbohong, jangan melecehkan dan jangan menjatuhkan kehormatan kaum muslimin, akhirnya kita di perintahkan untuk banyak tersenyum dan sedikit tertawa, karena itulah sunnah yang di contohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Demikian tulisan kali ini yang berkaitan dengan hadits tentang senyum dan tertawa, semoga kita di berikan  kemudahan oleh Allah agar menjadi orang yang berakhlak mulia. Wallahu a’lam.

Baca Juga:

Bagikan:

Tinggalkan komentar